Jumat, 10 Februari 2012

Manusia Setengah Salmon


 

Manusia Setengah Salmon merupakan buku ke 6 karya Raditya Dika. Sama seperti 5 buku sebelumnya, buku ini masih mengisahkan tentang kehidupan sang penulis. Buku berwarna biru lengkap dengan bagian sampul wajah monyong-nya Bang Dika ini akhirnya benar-benar rilis pada tanggal 24 Desember 2011. Di dalam Manusia Setengah Salmon ada beberapa tulisan yang benar-benar baru, ada tulisan dari blog dan ada juga bab-bab pendek yang berisi olahan dari twit-twit @radityadika.

Manusia Setengah Salmon terdiri dari 19 bab yang judulnya boleh dibilang “menipu” pembaca. Seperti pada bab pertama misalnya berjudul “Ledakan Paling Merdu”, yang ada dipikiran saya waktu membaca judul ini adalah mungkin Bang Radit mempunyai benda yang bisa mengeluarkan bunyi semerdu suara penyanyi-penyanyi papan atas Indonesia. Tetapi nyatanya adalah Bang Radit menceritakan tentang dirinya dan bokapnya latihan senam KENTUT. (*Jauh Banget*) Lalu ada lagi judul “Terlentang Melihat Bintang” yang menurut saya isinya tentang GALAU-nya Raditya Dika yang mungkin diputusin sama cewek, naksir cewek tapi ditinggal pergi (#eh), digantungin dan semacamnya. Tetapi lagi-lagi bukan, bab ini menceritakan Bang Radit yang kalah dalam pertarungan gulat benjang. (-.-”)

Nah, ternyata eh ternyata Bang Radit menulis secara khususon bab galau dalam judul “Penggalauan”, ini adalah salah satu bab yang menurut saya isinya sangat nyata sekali. Pada bab ini terdapat kutipan-kutipan seperti “Mereka yang sedang jatuh cinta, biasanya sering berharap. Dan, mereka yang sering berharap, biasanya sering kecewa.” (*bener banget*) ada lagi “Jatuh cinta sama kamu itu kayak naik histeria. Dibawa naik pelan-pelan, lalu dijatuhin tiba-tiba.” Dan rasanya sakit banget. *author ikut-ikut nambahin ^^. Untuk yang ingin lebih dekat dengan hantu, bisa baca bab “Interview With The Hantus”. Tentu masih banyak lagi bab yang bikin perut bergoyang karena tertawa.

PERHATIAN! Membaca buku ini dapat menyebabkan galau, sedih, ketawa-ketawa sendiri, lupa makan, lupa tidur, lupa mandi dan sedikit gila. Tapi tidak menyebabkan kantuk, jadi tidak apa-apa dibaca saat berkendara. #LOH (saran yang tidak patut dilakukan)
Banyak kenangan waktu membaca buku ini, entah kenapa rasanya seperti buku ini dikirim kepada saya (dengan ongkos tentunya) disaat yang benar-benar tepat. Di balik kekonyolan pada bab-bab yang memang lucu, terdapat sebuah tulisan ‘agak serius’ yang menyangkut-pautkan tentang masalah PINDAH atau bahasa kerennya Move On . Entah pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati. Dan mungkin di waktu itu saya juga sedang seperti itu. *mulai curhat deh* => kembali ke Buku, Pemikiran-pemikiran Radit yang dituangkan dalam tulisan terasa benar ‘waktu itu’, “Putus cinta itu seperti disengat lebah. Awalnya tidak terlalu berasa, tapi lama-kelamaan bengkaknya mulai terlihat.”sepenggal tulisannya. Tetapi pada akhirnya harus bisa berkata “Ya, sudahlah. Bagaimanapun juga, kenangan-kenangan yang memaksa untuk diingat itu harus dipaksa masuk ke kotak”. *Dan itu benar sekali!!

Dari buku Manusia Setengah Salmon saya mulai mengerti bahwa ciri orang hidup adalah dengan adanya perpindahan. Dan sebagai orang yang masih hidup, sudah seharusnya kita berpindah. Pindah dari yang jelek ke yang baik dan pindah dari yang baik ke yang lebih baik lagi. Kita gak perlu menjadi manusia super untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, kita hanya perlu menjadi Manusia Setengah Salmon : BERANI PINDAH.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Clock Widgets

Cookie Monster Sesame Street